Mari bicara jujur—email marketing akan bekerja maksimal jika ada strategi di baliknya. Tanpa strategi, email yang Anda kirim hanyalah… email. Tapi dengan strategi yang tepat, email berubah menjadi alat yang membantu Anda menjangkau orang yang tepat, menyampaikan pesan yang tepat, dan mencapai tujuan Anda.
Kabar baiknya? Membangun strategi email marketing tidak harus rumit. Setelah Anda memahami konsep dasarnya, sisanya hanya soal mengikuti beberapa langkah jelas—dan melakukan penyesuaian di sepanjang jalan.
Pertama-tama: Apa itu strategi, dan apa bedanya dengan taktik?
Mari luruskan dulu:
Strategi adalah rencana besar secara keseluruhan. Strategi mencakup tujuan Anda, alasan di balik tujuan tersebut, dan bagaimana Anda tahu apakah semuanya berjalan dengan baik. Strategi memberi arah dan tujuan pada kampanye Anda.
Taktik, di sisi lain, adalah tindakan yang Anda ambil untuk menjalankan strategi tersebut. Anggap saja taktik sebagai alat di dalam kotak peralatan Anda.
Misalnya, menggunakan konten interaktif dalam email Anda? Itu adalah taktik. Tapi itu hanya masuk akal jika mendukung rencana yang lebih besar—seperti meningkatkan keterlibatan.
Langkah 1: Pahami Situasi Saat Ini
Sebelum mulai bergerak, mundurlah sejenak. Apa yang sedang terjadi di dalam dan di sekitar bisnis Anda? Konteks ini akan membantu Anda menentukan fokus strategi Anda. Anda bisa menggunakan dua alat populer untuk ini: SWOT dan PESTLE.
SWOT = Faktor internal
- Strengths (Kekuatan): Apa yang menjadi keunggulan Anda? Mungkin tim Anda hebat dalam desain atau sudah memiliki basis pelanggan yang kuat.
- Weaknesses (Kelemahan): Apa yang perlu ditingkatkan? Bisa jadi foto produk sudah usang atau branding Anda masih lemah.
- Opportunities (Peluang): Ada hal apa yang bisa dimanfaatkan? Seperti peluncuran produk, publikasi media yang positif, atau daftar email yang tumbuh pesat.
- Threats (Ancaman): Apa yang bisa menjadi hambatan? Mungkin pesaing baru atau anggaran yang terbatas.
PESTLE = Faktor eksternal
- Political (Politik): Apakah ada peristiwa politik atau regulasi yang bisa mempengaruhi pesan Anda?
- Economic (Ekonomi): Apakah pelanggan Anda berada di wilayah dengan daya beli tinggi atau rendah? Ini akan mempengaruhi cara Anda menyusun penawaran.
- Social (Sosial): Apa yang sedang terjadi secara budaya atau sosial yang bisa mempengaruhi respons terhadap email Anda?
- Technological (Teknologi): Apakah email Anda ramah seluler atau kompatibel dengan asisten suara?
- Legal (Hukum): Apakah praktik Anda sudah sesuai dengan peraturan seperti GDPR? (Jangan gunakan auto-subscribe sembarangan!)
- Environmental (Lingkungan): Apakah ada isu keberlanjutan yang bisa mempengaruhi kampanye atau pesan Anda?
Langkah 2: Tentukan Tujuan dan Sasaran
Setelah memahami konteks, saatnya menentukan apa yang ingin Anda capai.
- Tujuan (Goals) adalah hal besar yang ingin Anda raih—seperti meningkatkan penjualan, menaikkan engagement, atau memperoleh ROI yang lebih baik.
- Sasaran (Objectives) adalah langkah-langkah kecil yang terukur untuk mencapai tujuan tersebut. Misalnya, jika tujuan Anda adalah meningkatkan engagement, salah satu sasarannya bisa jadi adalah menaikkan open rate email sebesar 15%.
Pastikan sasaran Anda jelas dan spesifik. Dengan begitu, Anda bisa memantau progres dan tahu apa yang berhasil.
Perlu bantuan agar tetap pada jalur? Gunakan metode SMART:
- Specific (Spesifik)
- Measurable (Terukur)
- Achievable (Dapat dicapai)
- Relevant (Relevant)
- Time-bound (Berbatas waktu)
Contoh:
“Naikkan open rate email sambutan dari 30% menjadi 45% dalam 3 bulan ke depan.”
Langkah 3: Bersiap Menuju Tahap Berikutnya
Menentukan konteks, tujuan, dan sasaran hanyalah fondasi awal. Untuk membangun strategi email marketing yang sukses, berikut langkah selanjutnya:
- Pahami audiens Anda. Tidak semua taktik cocok untuk setiap segmen. Faktanya, 43% penerima akan berhenti berlangganan jika email Anda tidak relevan dengan minat mereka. Luangkan waktu untuk meneliti audiens dan sesuaikan pesan Anda agar sesuai dengan kebutuhan dan perilaku mereka.
- Pantau kondisi makro. Tren pasar dan peristiwa global dapat mempengaruhi efektivitas kampanye Anda. Tetap waspada dan siap melakukan penyesuaian jika pesan Anda terasa tidak tepat waktu atau tidak sensitif.
- Lacak performa secara terus-menerus. Monitoring secara real-time memungkinkan Anda bertindak cepat jika ada elemen yang kurang efektif atau sudah tidak relevan. Fleksibilitas ini membantu kampanye Anda tetap selaras dengan tujuan.
- Adaptif tapi tetap terstruktur. Fleksibilitas memang penting, tapi arah tetap harus jelas. Struktur yang jelas membantu tim Anda memahami apa yang sedang terjadi, mengapa itu penting, dan bagaimana mengaksesnya tanpa kebingungan.
- Memanfaatkan otomatisasi. Alat otomatisasi dapat menangani tugas berulang seperti segmentasi, analisis, dan penargetan berbasis perilaku. Ini memberi ruang bagi tim Anda untuk fokus pada strategi dan kreativitas.
- Gunakan data dengan cerdas. Data adalah aset yang sangat berharga—jika digunakan dengan benar. Pastikan Anda menarik insight dari sumber yang tepat dan menerapkannya secara strategis untuk meningkatkan waktu pengiriman, relevansi, dan performa.
Dengan memulai dari mindset yang tepat—memahami konteks, menentukan tujuan, dan memilih taktik yang mendukung strategi—Anda akan berada di jalur yang benar untuk menciptakan kampanye email yang tidak hanya menarik, tetapi juga menghasilkan.
Dengan Customer Data Platform (CDP) dari ProPS, Anda dapat menyatukan data dari berbagai sumber, memahami perilaku pelanggan secara lebih dalam, serta menjalankan kampanye email yang sangat personal, terarah, dan berdampak besar.
Source: Mailchimp