Startup

Jenis-Jenis Jam Kerja di Startup: Aturan dan Cara Menghitungnya

Poin Utama Artikel ini..

  • Jenis-jenis jam kerja di startup seperti fixed shift, rotating shift, dan remote working dapat mempengaruhi keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
  • Peraturan jam kerja di Indonesia mengatur batasan waktu kerja sesuai dengan UU Ketenagakerjaan untuk memastikan kesejahteraan karyawan.
  • Menghitung jam kerja dengan tepat penting untuk kepatuhan hukum dan pengelolaan produktivitas perusahaan.

Pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana startup mengelola jam kerja karyawannya? Cari tahu tentang berbagai jenis jam kerja, peraturan yang relevan, dan cara menghitungnya di sini!

Dunia startup dikenal dengan fleksibilitas dan inovasinya, termasuk dalam hal pengaturan jam kerja. Namun, penting bagi karyawan dan pengusaha untuk memahami jenis-jenis jam kerja yang diterapkan, peraturan yang mengaturnya, dan cara menghitung jam kerja sesuai ketentuan yang berlaku. Artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai hal tersebut.

Definisi Jam Kerja

Jam kerja adalah periode waktu di mana seorang karyawan diharapkan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam suatu perusahaan. Sementara itu, shift adalah pembagian waktu kerja menjadi beberapa periode dalam sehari, yang memungkinkan operasi perusahaan berjalan 24/7 atau sesuai kebutuhan.

Dalam dunia startup, sistem jam kerja sangat bergantung pada industri dan fleksibilitas yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan cepat perusahaan. Beberapa perusahaan startup lebih cenderung menerapkan jam kerja fleksibel atau sistem remote, sementara yang lain mungkin mengandalkan sistem shift untuk memastikan operasional tetap berjalan.

Peraturan Jam Kerja Menurut Undang-Undang

Di Indonesia, peraturan jam kerja diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yang kemudian diperbarui melalui Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Berdasarkan ketentuan tersebut, terdapat dua skema jam kerja yang berlaku:

  1. 6 Hari Kerja dalam Seminggu: 7 jam per hari atau 40 jam per minggu.
  2. 5 Hari Kerja dalam Seminggu: 8 jam per hari atau 40 jam per minggu.

Jam kerja yang melebihi ketentuan ini akan dihitung sebagai lembur dan harus dibayar sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hal ini penting untuk memastikan kesejahteraan karyawan dan memastikan kepatuhan terhadap hukum yang berlaku.

Cara Menghitung Jam Kerja

Menghitung jam kerja karyawan penting untuk memastikan kepatuhan terhadap undang-undang dan mengelola produktivitas. Berikut adalah langkah-langkah umum untuk menghitung jam kerja:

  1. Tentukan Skema Kerja: Apakah perusahaan menerapkan 5 atau 6 hari kerja dalam seminggu.
  2. Hitung Jam Kerja Mingguan: Sesuai dengan skema yang dipilih, total jam kerja per minggu adalah 40 jam.
  3. Hitung Jam Kerja Bulanan: Dengan asumsi 4 minggu dalam sebulan, total jam kerja adalah 160 jam per bulan.
  4. Perhatikan Hari Libur dan Cuti: Kurangi jam kerja dengan hari libur nasional dan cuti yang diambil karyawan.

Setiap jam kerja yang melebihi ketentuan harian atau mingguan harus dihitung sebagai lembur dan diberikan kompensasi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Jenis-Jenis Jam Kerja di Startup

Setiap startup memiliki kebutuhan operasional yang unik, yang memengaruhi pilihan mereka dalam mengatur jam kerja. Ada beberapa jenis jam kerja yang umumnya diterapkan di startup, masing-masing dengan karakteristik dan tantangan tersendiri.

1. Fixed Shift

Jam kerja fixed shift adalah jadwal tetap yang diterapkan kepada karyawan dengan jam kerja yang sama setiap hari, seperti pukul 9 pagi hingga 5 sore. Model ini biasanya digunakan untuk pekerjaan yang membutuhkan rutinitas yang terstruktur, seperti administrasi dan operasional. Fixed shift memberikan stabilitas bagi karyawan, karena mereka tahu persis kapan waktu kerja dan libur mereka. Namun, kelemahannya adalah kurang fleksibel bagi mereka yang membutuhkan waktu yang lebih bervariasi dalam kesehariannya.

2. Rotating Shift

Rotating shift adalah sistem pergantian jadwal kerja secara berkala di mana karyawan bergantian antara shift pagi, siang, atau malam dalam periode tertentu, misalnya mingguan atau bulanan. Jenis shift ini sering diterapkan di perusahaan yang beroperasi 24 jam sehari, seperti call center atau perusahaan yang menyediakan layanan pelanggan. Meskipun sistem ini memastikan operasional perusahaan berjalan terus menerus, namun karyawan bisa merasa kelelahan karena sering beradaptasi dengan perubahan jam kerja yang berbeda. Rotasi yang terus menerus dapat mengganggu pola tidur dan kesehatan karyawan.

3. Split Shift

Split shift adalah pembagian jam kerja menjadi dua sesi dalam satu hari, biasanya dengan waktu istirahat panjang di antaranya. Misalnya, seorang karyawan bekerja dari pukul 7 pagi hingga 12 siang, lalu kembali bekerja dari 4 sore hingga 9 malam. Sistem ini sering diterapkan di sektor layanan pelanggan atau transportasi yang membutuhkan kehadiran pada waktu-waktu tertentu. Keuntungan dari split shift adalah fleksibilitas dalam waktu kerja, namun tantangannya adalah durasi kerja yang lebih lama dengan waktu istirahat yang panjang, yang bisa menyebabkan kelelahan fisik dan mental.

4. Weekday dan/atau Weekend Shift

Beberapa startup memilih untuk membagi jam kerja hanya pada hari kerja (Senin hingga Jumat) atau akhir pekan (Sabtu dan Minggu) sesuai kebutuhan operasional. Ini sering kali diterapkan oleh perusahaan yang bekerja lebih intensif pada akhir pekan, seperti event organizer atau penyedia layanan pengiriman barang. Jenis shift ini memberikan fleksibilitas untuk karyawan yang lebih memilih bekerja di luar jam kerja tradisional. Namun, bekerja pada akhir pekan dapat mempengaruhi keseimbangan kehidupan kerja, karena karyawan mungkin merasa kehilangan waktu dengan keluarga dan teman-teman.

5. Flexible Shift

Flexible shift memberikan kebebasan kepada karyawan untuk menentukan sendiri waktu mulai dan selesai kerja mereka, asalkan pekerjaan selesai sesuai target yang ditentukan. Dengan model ini, karyawan dapat bekerja dengan jam yang fleksibel, misalnya mulai pukul 7 pagi hingga 10 malam, asalkan jam kerja total selama seminggu tetap memenuhi jumlah yang disepakati. Jenis jam kerja ini sangat populer di startup yang berfokus pada hasil atau output, seperti pengembangan perangkat lunak atau desain kreatif. Kelebihan dari fleksibilitas ini adalah karyawan dapat mengatur waktu mereka sendiri, namun tetap harus mematuhi deadline dan target yang telah ditetapkan perusahaan.

6. Remote Working

Remote working atau work from home (WFH) adalah pilihan kerja yang memungkinkan karyawan untuk bekerja dari rumah atau lokasi lain selain kantor. Sistem ini menjadi semakin populer, terutama setelah pandemi COVID-19, dan banyak startup kini mengadopsi model ini untuk memberikan fleksibilitas kepada karyawan. Remote working memungkinkan karyawan untuk menghindari waktu perjalanan yang panjang dan menyesuaikan pekerjaan mereka dengan kehidupan pribadi. Namun, tantangan utama dari model ini adalah kurangnya interaksi sosial dan kolaborasi tatap muka yang dapat mempengaruhi dinamika tim dan budaya perusahaan.

Kesimpulan

Memahami berbagai jenis jam kerja yang diterapkan di startup sangat penting bagi karyawan dan pengusaha. Setiap jenis jam kerja, seperti fixed shift, rotating shift, split shift, flexible shift, dan remote working, memiliki kelebihan dan tantangannya masing-masing. Dengan memahami jenis-jenis tersebut, perusahaan dapat memilih sistem yang paling sesuai dengan kebutuhan operasional mereka, sementara karyawan dapat lebih memahami fleksibilitas dan kewajiban dalam pekerjaan mereka. Penting untuk selalu memperhatikan peraturan yang mengatur jam kerja untuk menjaga kesejahteraan karyawan dan kepatuhan terhadap hukum yang berlaku.

FAQ

  1. Apa itu jam kerja fleksibel di startup?
    Jam kerja fleksibel memungkinkan karyawan untuk menentukan sendiri waktu mulai dan selesai kerja mereka, asalkan pekerjaan selesai sesuai target.
  2. Bagaimana peraturan jam kerja menurut undang-undang di Indonesia?
    Jam kerja di Indonesia diatur menjadi 7 jam per hari untuk 6 hari kerja atau 8 jam per hari untuk 5 hari kerja, dengan total 40 jam per minggu, sesuai Undang-Undang Ketenagakerjaan.
  3. Apa itu shift kerja dan bagaimana penerapannya?
    Shift kerja adalah pembagian jam kerja menjadi beberapa periode dalam sehari, memungkinkan operasi perusahaan berjalan terus-menerus, seperti pada perusahaan yang memerlukan 24 jam operasional.
  4. Bagaimana cara menghitung jam kerja lembur?
    Jam kerja yang melebihi ketentuan harian atau mingguan dihitung sebagai lembur dan harus dibayar sesuai ketentuan yang berlaku, yang biasanya lebih tinggi dari tarif jam kerja normal.
  5. Apa keuntungan dari remote working di startup?
    Remote working memberikan fleksibilitas kepada karyawan untuk bekerja dari rumah, mengurangi waktu perjalanan, dan memberikan keseimbangan yang lebih baik antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Subscribe Us