Bayangkan jika Anda bisa melihat apa yang dipikirkan pelanggan. Itulah yang sebenarnya ditawarkan oleh segmentasi perilaku. Ini membantu Anda memahami pelanggan dengan lebih baik, sehingga Anda bisa menyampaikan pesan yang benar-benar nyambung dengan mereka.
Ingin tahu lebih banyak tentang segmentasi perilaku?
Segmentasi perilaku berarti mengelompokkan pelanggan berdasarkan apa yang mereka lakukan — seperti produk apa yang mereka beli, konten apa yang mereka lihat, atau seberapa sering mereka mengunjungi aplikasi atau situs web Anda.
Marketer itu bisa dibilang campuran antara pebisnis dan psikolog — kita mencoba memprediksi bagaimana orang akan merespons kampanye kita. Tapi dengan segmentasi perilaku, kita tidak perlu menebak lagi. Daripada mengandalkan asumsi, kita melihat langsung perilaku pengguna dan menggunakan itu untuk mengirim pesan yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan mereka.
Begitu Anda tahu bagaimana perilaku pengguna yang berbeda, Anda bisa membuat kampanye yang benar-benar relevan — dan itu sangat berpengaruh.
Lalu, kenapa kamu harus peduli dengan segmentasi perilaku?
Ketika Anda memahami cara orang berpikir dan bertindak, jauh lebih mudah untuk terhubung dengan mereka. Ini alasannya kenapa itu penting:
- Personalisasi yang tepat sasaran
Anda akan tahu apa yang mereka suka, di mana harus menjangkau mereka, dan jenis pesan seperti apa yang menarik perhatian mereka. Hasilnya? Lebih banyak klik, lebih banyak interaksi, lebih banyak penjualan. - Pengeluaran yang lebih cerdas
Dengan melihat audiens mana yang paling bernilai, Anda bisa mengalokasikan waktu dan anggaran di tempat yang paling efektif. - Perencanaan yang lebih baik
Saat Anda mulai melihat pola dari perilaku pelanggan, Anda bisa bersiap menghadapi langkah berikutnya bahkan sebelum itu terjadi. - Loyalitas yang lebih kuat
Saat orang merasa dipahami, mereka akan bertahan lebih lama. Artinya lebih banyak kunjungan ulang — dan lebih banyak pembelian seiring waktu.
Pelajari dari contoh mudah segmentasi perilaku ini
Segmentasi perilaku berfokus pada bagaimana pelanggan Anda bertindak. Kapan mereka menggunakan produk Anda? Seberapa sering? Berapa lama? Wawasan semacam ini membantu Anda menyusun pesan pemasaran yang lebih baik dan memberikan pengalaman pengguna yang lebih lancar.
Berikut beberapa contoh nyata dan mudah dipahami:
1. Kebiasaan Membeli dan Menggunakan Produk
Bayangkan seseorang menggunakan aplikasi ride-hailing setiap hari kerja untuk berangkat kerja. Tapi saat akhir pekan, mereka lebih suka menyetir sendiri dan tidak membuka aplikasinya sama sekali.
Bila perusahaan ride-hailing memahami ini, mereka bisa mengirim diskon akhir pekan untuk mendorong pengguna memakai aplikasinya juga di hari libur.Melacak kapan dan bagaimana orang menggunakan produk Anda dapat membantu memprediksi permintaan dan menyempurnakan pemasaran Anda.
2. Waktu Pembelian
Orang belanja dengan cara berbeda tergantung pada momen:
- Momen penting dalam hidup (seperti membeli cincin tunangan)
- Kebutuhan musiman (seperti hadiah saat liburan)
- Kebiasaan sehari-hari (seperti beli kopi tiap pagi)
Contohnya, Starbucks tahu banyak pelanggannya datang di pagi hari. Jadi, kadang mereka mengirim promo untuk kopi kedua di sore hari agar pelanggan kembali lagi.
3. Manfaat yang Dicari Pengguna
Tidak semua orang menggunakan produk Anda dengan cara atau alasan yang sama.
Contohnya di Starbucks lagi:
- Ada yang suka kemudahan memesan lewat aplikasi.
- Ada yang menikmati ngobrol dengan barista dan suasana kafe.
- Ada juga yang memesan online tapi duduk berjam-jam untuk bekerja di kafe.
Kalau Anda tahu apa yang penting bagi tiap kelompok, Anda bisa memberikan apa yang mereka inginkan dengan lebih tepat.
4. Loyalitas
Pelanggan loyal itu sangat berharga. Mereka layak mendapat perlakuan spesial.
Banyak perusahaan menggunakan program loyalitas untuk mengucapkan “terima kasih” kepada pengguna terbaik mereka.
Contohnya, Starbucks memiliki sistem poin yang memungkinkan pembeli setia menukar poin dengan minuman gratis lebih cepat.
Reward sederhana (seperti “beli 9, gratis 1”) bisa membuat orang terus kembali.
Perilaku lain yang perlu diperhatikan:
- Seberapa puas pengguna Anda
- Seberapa sering mereka terlibat dengan produk Anda
- Apakah mereka pengguna baru atau sudah lama
Tips Sederhana Menggunakan Segmentasi Perilaku
Personalisasi memang efektif. Terlepas dari bagaimana perilaku orang, semua orang suka sentuhan pribadi. Bahkan hal sederhana seperti menyebut nama mereka di pesan bisa langsung menarik perhatian. Tapi itu baru awalnya. Saat Anda memahami perilaku pengguna, Anda bisa membangun pemasaran yang terasa lebih cerdas, lebih relevan — dan jauh lebih efektif.
Berikut beberapa cara mudah menerapkan segmentasi perilaku dalam pemasaran mobile:
1. Ajak Pengguna Kembali lewat Retargeting
Apa yang dilakukan seseorang sebelumnya biasanya memberi petunjuk apa yang akan mereka lakukan selanjutnya.
Contohnya, jika seseorang menonton video tertentu di YouTube, kemungkinan besar mereka akan tertarik menonton video serupa lagi. Itulah prinsip kerja sistem rekomendasi YouTube. Bahkan iklan yang mereka klik sebelumnya bisa mempengaruhi iklan yang akan mereka lihat.
Kalau Anda tahu apa yang disukai pengguna, Anda bisa mengirim konten dan produk yang lebih mungkin mereka klik lagi.
2. Manfaatkan Lokasi
Lokasi pengguna — atau tempat mereka sebelumnya — bisa memberi banyak informasi. Misalnya, Anda bisa mengirim notifikasi saat mereka berada dekat toko Anda, menggunakan teknik yang disebut geofencing.
Aplikasi seperti Uber dan Grab menganalisis perilaku pengguna berdasarkan lokasi untuk memprediksi permintaan dan menyesuaikan harga.
Misalnya, Sabtu malam di area bar yang ramai? Mereka tahu akan butuh lebih banyak pengemudi — dan harga mungkin naik.
Mereka juga menggunakan lokasi dan kebiasaan sebelumnya untuk menebak tujuan Anda. Buka aplikasi Senin pagi jam 8 dari rumah? Mungkin akan langsung disarankan ke kantor Anda.
3. Sesuaikan Harga Berdasarkan Perangkat
Tidak semua pelanggan itu sama—dan perangkat yang mereka gunakan bisa memberikan petunjuk. Misalnya, pengguna Apple cenderung memiliki daya beli lebih tinggi, sementara pengguna Android mungkin lebih hemat. Beberapa bisnis memanfaatkan data ini untuk menampilkan harga yang berbeda tergantung pada perangkat yang digunakan.
Mungkin terdengar licik, tapi sebenarnya ini tentang menyesuaikan penawaran dengan ekspektasi dan daya beli pelanggan.
4. Rekomendasikan Produk yang Relevan
Pernah merasa seperti Amazon tahu persis apa yang ingin kamu beli selanjutnya? Itu adalah hasil dari segmentasi perilaku. Sistem ini melihat apa yang sudah kamu beli dan apa yang dilakukan pelanggan lain yang serupa, lalu memberikan rekomendasi.
5. Kirim Pesan di Waktu yang Tepat
Waktu itu segalanya. Beberapa pengguna membuka aplikasi Anda di pagi hari, yang lain di tengah malam. Jika kamu tahu kapan mereka paling aktif, kamu bisa mengatur waktu push notification dan email agar hasilnya lebih maksimal.
Misalnya, Anda memiliki banyak pengguna di Amerika Selatan yang aktif menggunakan aplikasi pada malam hari. Daripada mengirim pesan saat pagi (ketika mereka masih tidur), cobalah kirim pesan mendekati tengah malam agar lebih diperhatikan.
Aplikasi berita juga sering melakukan ini—memilih kapan mengirim berita terkini dan kapan mengirim cerita yang dipersonalisasi berdasarkan perilaku pengguna.
6. Belajar dari Perilaku Masa Lalu
Ya, perilaku masa lalu lagi! Ini bisa menunjukkan apa yang mungkin diinginkan seseorang selanjutnya. Fitur “Quick Access” di Google Drive menampilkan file yang kemungkinan besar akan kamu buka berdasarkan kebiasaanmu—bukan hanya file terbaru, tapi juga file yang sering kamu akses pada waktu tertentu.
Google juga menerapkan ini di Gmail, dengan menyarankan kata selanjutnya saat Anda mengetik, berdasarkan riwayat penulisanmu.
Anda tidak perlu sebesar Google atau Amazon untuk menerapkan teknik ini. Bahkan bisnis kecil pun bisa memanfaatkan wawasan perilaku untuk meningkatkan pengalaman pengguna dan hasil pemasaran mereka.
Sekarang, Mulailah dengan Segmentasi Perilaku yang Sederhana
Berikut beberapa cara mudah untuk memulainya:
- Jalankan kampanye remarketing berdasarkan aktivitas pengguna sebelumnya.
- Kirim konten yang ditargetkan sesuai dengan minat, kebiasaan belanja, atau seberapa sering pengguna memakai aplikasi.
- Fokuskan pemasaran pada pengguna yang paling mungkin melakukan aksi.
- Temukan pengguna bernilai tinggi dengan mempelajari bagaimana mereka berinteraksi dengan aplikasi.
- Atur waktu pengiriman pesan agar sesuai dengan saat pengguna sedang online dan aktif.
- Personalisasi konten berdasarkan lokasi pengguna, bahasa yang mereka gunakan, atau peristiwa lokal yang sedang berlangsung.
Segmentasi perilaku bukan sekadar tambahan—ini wajib bagi pemasar yang ingin tetap relevan dan terhubung secara bermakna dengan pengguna. Dengan memahami apa yang dilakukan pengguna, ke mana mereka pergi, perangkat yang mereka pakai, dan kapan mereka paling aktif, bisnis dapat menciptakan kampanye yang lebih cerdas dan dipersonalisasi—yang benar-benar menghasilkan.
Di ProPS, kami membantu Anda mengubah data perilaku menjadi aksi nyata. Dengan platform data pelanggan dan alat automasi pemasaran kami, Anda bisa dengan mudah melakukan segmentasi pengguna, meluncurkan kampanye yang disesuaikan, dan mengoptimalkan perjalanan pengguna di berbagai channel—meningkatkan engagement, konversi, dan loyalitas jangka panjang.